JANGAN

Picture
Anakku bertanya, "status quo, itu apa ?"
itu berarti melakukan segala cara untuk mempertahankan status yang disandangnya
status "aku orang kaya", "kami klan terbaik", kelompok kami paling benaar"
Anakku yang lain bertanya lagi, " status itu siapa yang kasih ?, apa dia bikin sendiri ?"
mula-mula dia bikin sendiri dulu, orang lain menilai dan mengiyakan"benar dia orang berstatus kaya, atau orang berstatus terpandang", kemudian dia keenakan dan mulai deh "status quo"

Kadang rasa cemburu mendera orang yang tak memiliki status quo,  mereka orang yang statusnya melengkapi sang status quo.
di rumah kita sendiri status quo terjadi, di keluarga besar, di lingkungan RT, di lingkungan kerja dan bahkan di kehidupan kita secara keseluruhan
sebagian mengukuhkan status quo dan semakin menjadi, sebagian masa bodoh dan menjadi pelengkap.

Ilustrasi :
Seorang dokter yang bertetangga dengan orang sederhana setengah pengangguran dan tetangga lainnya pengangguran kaya, alias rezeki datang dengan ongkang-ongkang di rumah saja. suatu hari kehilangan kucing anggora bersertifikatnya, seekor burung jalak lima jutanya, seekor dan beekor  binatang bersertifikat lainnya yang berlabel jutaan.  Dokter ini merasa kesal , jelas karena mainan dan jutaan investasinya raib, merasa dongkol karena dia lagi dia lagi yang kemalingan, maka akan diupayakan status quonya dengan menambah tinggi tembok rumahnya, mencegah maling, menutup akses keluar rumah kecuali satu pintu bergembok, menghindari bergaul dengan banyak orang tak ada untung baginya. Sementara orang yang sederhana lainnya akan masa bodoh, bahkan merasa tidak berempati, memikirkan harga burung lebih mahal dari pendapatan yang ia kumpulkan susah payah . SO.....  Allahumma Anzilna munzalan mubaarokan kata si tetangga yang sederhana ini. Sementara  sang istri  simiskin gregetan dengan si dokter "tetangganya hidup megap-megap dia beli hewan mainan muahal muahal, syukuriiin kurang sedeqah dan berbagi seeh.," si  istri yang merasa sederhananya kelewatan ini mengeluh.
Nahh upaya status quo  ini dikuatkan juragan ongkang ongkang dengan berempati karena sama-sama punya ASset yang membuat mereka pusing sewaktu-waktu harus buat pos jaga-lah harus membayar hansip 24 jam kali 30 hari-lah dsb, inilah makanya merasa senasib mereka merasa harus menangkap maling tersebut.
dengan upaya status quo yang lainnya.
benerkan  sesungguhnya dunia itu cuma permainan dan tertawaan Bravo si miskin, tunggu janji dari yang MaHA kaya "aLAA... LAHHULL KHOLQU WALAHHUL AMRU" DITULIS oleh ummrizq ALLAH YAHHDII